Selasa, 17 Maret 2015

Makalah Warehouse Managenent



BAB I
PENDAHULUAN

Warehouse atau pergudangan merupakan area yang  berfungsi menyimpan barang untuk produksi  atau hasil produksi dalam jumlah dan rentang waktu tertentu yang kemudian didistribusikan ke lokasi yang dituju berdasarkan permintaan.
Warehouse Management System (WMS) atau Sistem Manajemen Pergudangan merupakan kunci utama dalam supply chain, dimana yang menjadi tujuan utama adalah mengontrol segala proses yang terjadi di dalamnya seperti shipping (pengiriman), receiving (penerimaan), putaway (penyimpanan), move (pergerakan), dan picking (pengambilan). Saat ini, penggunaan teknologi seperti WiFi LAN, Radio Frequency, Barcode Scanner, Email dan teknologi informasi lainnya dapat digunakan untuk WMS. Tujuan dari WMS adalah untuk menyediakan satu set prosedur komputerisasi untuk menangani penerimaan dan pengiriman barang, mengelola fasilitas penyimpanan (misalnya racking, dll), mengelola stok barang untuk picking, packing dan shiping.
Paradigma baru yang terjadi sekarang ini adalah dengan integrasi proses-proses yang ada dengan menggunakan suatu teknologi seperti WiFi LAN, Radio Frequency, Biztalk, Email dan teknologi informasi lainnya. Dengan WMS, kita dapat mengontrol proses pergerakan dan penyimpanan dengan lebih baik, pemakaian space gudang dengan lebih optimal, meningkatkan efektifitas proses penerimaan dan pengiriman serta mengetahui jumlah stok dengan lebih akurat pada setiap waktu.
1.1  Batasan masalah
·         Inventory Planning
·         Inventory Handling
·         Intelligent Location Assignment
·         Inventory Reporting
·         Inventory Analysis
·         Lot Control
·         Distribution Data Collection


1.2  Rumusan masalah
·         Pembahasan Inventory Planning
·         Pembahasan Inventory Handling
·         Pembahasan Intelligent Location Assignment
·         Pembahasan Inventory Reporting
·         Pembahasan Inventory Analysis
·         Pembahasan Lot Control
·         Pembahasan Distribution Data Collection

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Inventory Planning
Fungsi Planning dalam perusahaan (manufacture) dijalankan oleh bagian PPIC ( Production Planning and Inventory Control ). Disamping memiliki fungsi production planning, PPIC juga memiliki peranan dalam manajemen Inventory.
nventory atau barang persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa persediaan bahan baku/raw material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang dimiliki untuk dijual. Karena  inventory disimpan di gudang, maka manajemen inventory  dan gudang sangat berkaitan. Pergudangan sendiri adalah kesatuan komponen didalam Suplay Chain  product. Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang ya, sampai digunakan dalam proses produksi. Fungsi  penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan, gudang bahan baku, dll. Perusahaan besar atau kecil, untuk pengadaan dan penyimpanan barang ini diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan ini setiap tahun umumnya mencapai sekitar 20 – 40% dari harga barang (Indrajit, R,E., Djokopranoto,R., Manajemen Persediaan, 2003, Gramedia, hal.3). Untuk itu diperlukan strategi atau manajemen inventory yang baik agar biaya persediaan optimum.
Ada beberapa titik pada inventory planning :
a)      Reordering
adalah saat atau titik dimana harus diadakan pemesanan serupa, sehingga kedatangan atau  penerimaan material yang dipesan itu tepat pada waktu dimana persediaan atas safety stock sama dengan nol.
b)      Safety stock
Yaitu menyediakan stok barang sesuai dangan kebutuhan atau permintaan akan barang, sehingga tidak terjadi stok out atau kelebihan stok, yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan.
c)      Lead time untuk order
Lead Time merupakan salah satu indicator terpenting  untuk mengukur Kinerja bagian Processing atau Produksi, disamping quality dan cost pastinya.
Lead Time adalah waktu yang diperlukan oleh bagian processing/produksi untuk memproduksi item produk  per capacity yang sudah ditentukan.
Misal Lead Time produksi  sosis  A = 3.5 Day, ini bisa diartikan waktu yang diperlukan untuk processing mulai dari tahap awal sampai akhir ( sosis A ) memerlukan waktu 3.5 hari, dengan batasan produksi sebesar x unit capacity.  Jika anda sebagai sales di perusahaan sosis, akan sangat membantu dalam memberikan kepastian ‘waktu tunggu’ pada customer.  Apalagi produk perusahaan anda menjadi bahan baku bagi  produk customer anda. Seperti sosis menjadi produk untuk Restoran.
d)     Service level
merupakan kesepakatan antara penyedia jasa dan pengguna jasa mengenai tingkat (mutu) layanan, adalah komponen kunci dari keseluruhan strategi SL ( Service Level) suatu organisasi TI. Suatu SLA yang bagus sekaligus dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang baik pula bagi Anda (perusahaan) dengan para pelanggan Anda dalam menangani harapan masing-masing pihak. Tetapi lebih merupakan suatu kesepakatan, bukan suatu kontrak.

2.2  Inventory Handling
Biasanya pada inventory Handling sering digunakan untuk memonitor semua skenario order di pergudangan yang meliputi penerimaan dan transfer inventory. Dan biasanya menggukan suatu system.
Selain fungsi diatas biasanya juga dapat diperluas menjadi cross docking, penerimaan material, optimasi picking dan wave-picking serta perakitan dan multilevel packaging. Dan juga biasanya menggunkan fasilitas EDI (electronic data interchange) dalam mengirim dokumen shipping yang memungkinkan pengiriman diterima sebelum waktunya .

2.3  Intelligent Location Assignment
digunakan untuk membuat intelligent storage list yang memungkinkan pemeriksaan kualitas penyimpanan barang secara otomatis dan deteksi lokasi penyimpanan. Dengan kriteria yang meliputi jumlah item, kondisi penyimpanan, definisi packaging, pembatasan ukuran, ketersediaan lokasi.


2.4  Inventory Reporting
fungsi ini digunakan untuk memonitor inventory diberbagai lokasi dan membantu perusahaan untuk memperkirakan waktu pengiriman yang tepat pada konsumen.

2.5  Inventory Analysis
modul ini digunakan untuk menganalisis informasi yang dihasilkan dari aktivitas warehousing dan menggunakan umpan balik dari optimasi proses.
Dukungan lain dalam modul ini adalah:
a)      Prediksi inventory
Yaitu planning atau rencana yang ada dalam inventori, agar sesuaai dengan kebutuhan yang ada.
b)      Penilaian inventory
Ada beberapa cara atau metode yang dapat digunakan untuk penilaian inventory : metode first in first out, metode last in first out, metode weighted average, metode At. Retail dan metode moving average.
c)      Analisis ABC (activity-based-costing)
Inventarisasi umumnya dilakukan pada waktu penutupan tahun buku dengan mengentikan operasi perusahaan. Walaupun demikian inventarisasi tanpa menghentikan aktivitas perusahaan dapat juga dilakukan.
Activity Based Costing System (ABC System) adalah suatu sistem biaya yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan lalu membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada produk atau jasa, dan melaporkan biaya aktivitas dan produk atau jasa tersebut pada manajemen agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan.
d)     Analisis slow moving
Slow moving adalah suku cadang yang jarang diminta / dibutuhkan dalam pengoperasian alat berat atau truk. Umumnya suku cadang yang termasuk dalam kelompok minor dan major repair

2.6  Lot Control
Fasilitas ini digunakan untuk pelacakan dan penelusuran lot, sehingga perusahaan dapat menelusuri semua bahan baku dan barang jadi yang menggunakan material tersebut. Membantu dalam mengumpulkan data kualitas produk dan proses sertifikasi standar produks
2.7  Distribution Data Collection
mendukung proses warehousing yang bersifat paperless dengan menyediakan jalur komunikasi antara sistem pengiriman dan penyimpanan, dan peralatan warehousing seperti sistem scanner bar-code.
Contohnya menydiakan bar-code bagi barang-barang yang sudah ada, dan sudah siap di distribusikan.















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
warehouse Management System yang didukung teknologi informasi untuk membantu pengawasan pergerakan barang masuk, pergerakan dalam warehouse dan barang keluar. Pengawasan dengan menggunakan sistem, memberikan kemudahan pengelolaan dan nilai tambah warehouse, yaitu:
1. Memudahkan pengelola warehouse memberikan informasi ketersediaan suatu barang kepada bagian perencanaan produksi atau pengiriman agar ketersediaan barang tetap pada tingkat yang aman
2. Penempatan barang yang ditentukan oleh sistem sehingga memudahkan penyimpanan, pengambilan dan perhitungan stok
3. Mengurangi lead time dari aktivitas penyimpanan barang dan pengiriman barang
4. Ketersediaan beragam informasi mengenai level barang dan utilitas warehouse memudahkan analisis untuk menyusun strategi penggunaan warehouse yang lebih efisien
Modul- Modul yang ada dalam warehouse Management :
·         Inventory Planning
·         Inventory Handling
·         Intelligent Location Assignment
·         Inventory Reporting
·         Inventory Analysis
·         Lot Control
·         Distribution Data Collection






DAFTAR PSTAKA

2 komentar: